MAKALAH
AKUNTANSI INTERNASIONAL
“Translasi Mata Uang
Asing”
Disusun oleh:
VYNA SILFIANI
(292913184)
4EB03
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
A. PENGERTIAN
TRANSLASI
Translation adalah proses pernyataan kembali
informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu
kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan
perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil
laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang
sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk
mempersiapkan laporan keuangangabungan yang memberikan laporan pada
pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang
asing, yaitu:
1. mencatat
transaksi mata uang asing;
2. memperhitungkan
efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
B. PENGARUH
ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN.
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing
menjadi mata uang domestik dapat digunakan 3 nilai tukar
yaitu antara lain :
a. kurs kini
(current
b. Kurs
historis (historical)
c. Kurs
rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian
translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction)
dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan
kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang
digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang
digunakan saat penyelesaian. Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan
dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan
keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan. Namun demikian
hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai
tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi
karena berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada
tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar.
C. EFEK LAPORAN
KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk
mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestic, yaitu:
1. Kurs saat
ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2. Kurs
historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama
kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
3. Kurs
rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis
atau saat ini.
D. METODE DALAM
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara internasional
menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya dalam mata
uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini terdiri dari
dua jenis yaitu :
1. Metode Kurs
Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan untuk seluruh aktiva
dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat
pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata
tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan
metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap mempertahankan hubungan laporan
keuangan perusahaan secara individu pada awalnya (seperti rasio keuangan) pada
saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing ditranslasikan
dengan menggunakan satu kurs tunggal.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
2. Metode Kurs
Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan
kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga
metode yaitu :
a) Metode kini
- non kini.
b) Metode
Moneter - non moneter .
c) Metode
temporal.
a. Metode kini - non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan
luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya
berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan
berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali depresiasi dan
amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat
saat aktiva tersebut diperoleh.Metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis.
b. Metode Moneter - Non Moneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan
kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos - pos non moneter aktiva tetap
investasi jangka panjang dan persediaan investor di translasikan dengan
menggunakan kurs historis. Pos - pos laporan laba rugi di translasikan dengan
menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini - non kini.
Metode ini melihat bahwa aktiva dan kewajiban
menghadapi risiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter bergantung pada
klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini
dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini mentranslasikan seluruh
aktiva nonmoneter berdasarkan kurs historis,yang tidak cukup memadai untuk
aktiva yang dinyatakan sebesar nilai pasar kininya (seperti investasi dalam
surat berharga dan persediaan dan aktiva tetap yang nilainya diturunkan menjadi
sebesar nilai pasar). Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena
menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya
penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.
c. Metode Temporal
Translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak mengubah
atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran.
Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang
dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas diukur
berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga
uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun
demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan
keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti
kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendapatan
dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi
berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan
metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi local, metode ini
memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.Akuntansi biaya historis
juga mengabaikan inflasi.
Ketiga metode yang digunakan yaitu pertama metode kurs
kini-non kini dan moneter-non moneter di gunakan dalam mengindentifikasi aktiva
dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang
asing.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh operasi
luar negeri menghadapi risiko mata uang asing karena seluruh aktiva dan
kewajiban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar akhir tahun.
Metode kini-nonkini mengasumsikan hanya aktiva dan
kewajiban lancar yang sangat beresiko, sedangkan metode moneter-nonmoneter
mengasumsikan bahwa aktiva dan kewajiban moneter yang beresiko.
Metode temporal dirancang unutk mempertahankan dasar
teori pengukuran akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan yang
hendak ditranslasikan.
E. PENGEMBANGAN
AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi
translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1) Pra-1965
Praktik
translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting
Research Bulletin No. 43.
2) 1965-1975
Translasi
mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs
saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6
dikeluarkan pada tahun 1965.
3) 1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4) 1981-Sekarang
FASB
mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun
1981.
F. KESIMPULAN
Translasi mata uang asing dilakukan untuk
mempersiapkan laporan keuangangabungan yang memberikan laporan pada
pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International
Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010:Salemba Empat